Mengenal Bangsa Jin

Mengenal Bangsa Jin
by Nia Ulya

Kajian Tematik Rabu Pagi DPW Iqro (8 May 2013)

Ust. Ahmad Junaidi

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya. Petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizki yang kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al Baqarah 2-3)

Ibnu Ma’sud mengatakan: ‘yang ghaib’ ialah apa yang ghoib dari kita dan hal itu diberitahukan oleh Allah dan RasulNya kepada kita (Tafsir ibnu Katsir 1/41)

Informasi keghaiban yang ada di masyarakat:

  1. Informasi yang tidak ada sumbernya. Biasanya disandarkan dengan : konon, katanya, dongeng (takhayul (halusinasi), khurafat (keyakinan), dukun, peramal.
  2. Informasi yang benar sumbernya, tetapi salah menyikapinya. Misalnya, jin, iblis, sihir, kesurupan.

Prinsip-prinsip Islam mengenal Alam Ghaib

  1. Al Quran dan As Sunnah adalah sumber kita dalam mengenal masalah ghoib (QS. Al Hujurat 49 : 1)
  2. Allah menciptakan jin dan manusia dengan satu tujuan yaitu mengabdi kepada Allah (QS. Adz Dzariyat 51:56)
  3. Jin diciptakan dari percikan api sebelum diciptakannya manusia (QS. Ar Rahman 55 : 15). Bahan pembuatan jin adalah Maarij. Maarij adalah api yang sangat panas sehingga tidak mengeluarkan asap.
  4. Iblis adalah jenis jin yang membangkang perintah Allah dan bukan dari kalangan malaikat (QS. Al Kahfi 18 : 50). Iblis dulunya bernama Azaazil. Setelah dia membangkang, maka disebut iblis (artinya yang membangkang, tidak taat).
  5. Syaitan adalah sifat bagi makhluk yang membangkang baik dari jin atau manusia. (QS. Al An’am 6 : 112)
  6. Bangsa jin adalah umat seperti manusia, ada yang baik dan ada yang jahat. Ada yang mukmin dan ada yang kafir (QS. Al Jin 72 :11)
  7. Jin bisa melihat manusia, sedang manusia tidak bisa melihat jin (QS. Al A’raf 7 : 27).
  8. Jin dapat menampakkan diri kepada manusia dengan kekuatan sihirnya (QS. Al Anfal 8 : 48).
  9. Setiap manusia diikuti dua qarin dari jin dan dari malaikat (HR. Muslim)
  10. Meminta bantuan kepada jin hukumnya haram (QS. Al Jin 72 : 6)
  11. Jin bisa merasuk dalam tubuh manusia dan berjalan-jalan melalui aliran darah (QS. Al Baqarah 2 : 275)
  12. Syaitan tidak akan mampu menguasai orang yang beriman dan bertawakkal kepada Allah (QS. An Nahl 16 : 99)
  13. Allah memberikan jaminan rasa aman dan petunjuk kepada orang yang beriman dan tidak mencampur keimanan mereka dengan kesyirikan (QS. Al An’am 6 : 82)
  14. Gangguan jin terhadap manusia adalah suatu kezhaliman. Terapinya adalah dengan membersihkan aqidah dan meluruskan ibadah juga memperbanyak zikr.
  15. Terapi syar’i adalah bagian jihad fisabilillah melawan syaitan maka kita haruslah tetap istiqamah diatas jalan yang haq. (QS. An Nisa 4 : 75)

Beberapa poin penting dari diskusi:

  1. Tidak boleh mempercayai/mengimani apa2 yang tidak disebutkan oleh AlQuran & Hadits.
  2. Memerangi syaitan manusia lebih berat daripada syaitan jin. Manusia yang tidak percaya pada Allah, menentang Allah, berbuat kerusakan.
  3. Tidak ada syaitan dari kalangan malaikat. Malaikat semuanya beriman pada Allah, semua taat.
  4. Manusia & jin ada yg muslim, kafir, baik, jahat, munafik. Agamanya sesuai dengan agama mayoritas manusia.
  5. Sinetron, film horor yang menampilkan pocong dapat diartikan mendiskreditkan umat islam karena seorang yang meninggal menggunakan kain kafan hanya dari syariat Islam.
  6. Jin dapat menampakkan diri pada manusia tapi hanya sesaat saja terutama pada orang-orang penakut.
  7. Kapan jin berani mengganggu manusia? (QS. Al Jin : 6) Ketika manusia mulai mendurhakai Allah.
  8. Qarin selalu mengikuti manusia sehingga mengetahui tabiat seseorang. Ketika manusia tsb meninggal, besar kemungkinan qarin tsb masih hidup dan mengganggu orang lain. Qarin Rasulullah sudah berislam sehingga tidak membisikkan kejahatan.
  9. Allah muliakan manusia diatas makhluk lain karena keimanan dan tawakkalnya.


Kisah Imam Ahmad dan terompahnya
———————————————-

Ketika Imam Ahmad rahimahullah berada di masjid. Khalifah Al-Mutawakkil mengutus seseorang untuk menemuinya. Utusan tersebut memberitahukan bahwa anak perempuan Al-Mutawakkil -atau budaknya- kesurupan. la meminta lmam Ahmad agar berdo’a kepada Allah demi kesembuhan wanita tersebut.

Kemudian lmam Ahmad rahimahullah mengeluarkan sandal kayunya (terompah) dari tempat wudhu, lalu diberikan kepada utusan tersebut seraya berpesan:
“Pergilah ke rumah Amirul Mukminin dan duduklah disisi kepala anak wanita yang kesurupan. Katakan kepada jinnya: “Ahmad berpesan kepadamu; mana yang lebih kau sukai, keluar dari anak wanita ini, atau dipukul tujuh puluh kali dengan terompah ini?!”.

Utusan tersebut melaksanakan pesan lmam Ahmad. Dan jin tersebut berkata melalui lisan anak wanita yang kesurupan: “Saya patuh dan taat, seandainya lmam Ahmad menyuruh kami agar tidak tinggal di lraq, niscaya kami akan meninggalkan lraq. Sesungguhnya dia (Ahmad) mentaati Allah, sehingga Allah menjadikan segala sesuatu taat kepadanya“. Lalu jin itu keluar dari tubuh anak wanita tadi. Sembuhlah ia dari penyakitnya. Dan di kemudian hari ia dikaruniai Allah anak yang banyak.”[Ahkamul Marjan: 15].

Setelah beberapa masa berlalu, Imam Ahmad bin Hambal wafat. Tiba-tiba jin durhaka itu datang lagi ditubuh wanita yang diganggunya dahulu. Wanita itu dirasuki untuk yang kedua kalinya. Oleh karena Imam Ahmad sudah tiada lagi, maka khalifah memanggil salah seorang teman Imam Ahmad untuk menyembuhkan.

Teman Imam Ahmad itu pun berbuat sebagaimana Imam Ahmad dahulu dengan memegang terompah kayu, duduk disisi kepala wanita yang dirasuk itu dengan berkata kepada jin “Silakan engkau keluar. Sekiranya tidak, akan aku pukul kepalamu dengan terompah kayu ini sebanyak 70 kali”.

Rupanya kali ini jin tahu bahwa yang menyuruhnya keluar bukan Imam Ahmad tetapi hanyalah seorang temannya yang tidak setaat Imam Ahmad. Jin itu berkata “Aku tidak akan taat kepadamu dan tidak akan keluar dari sini. Adapun Imam Ahmad Ibnu Hambal dahulu adalah seorang yang taat kepada Allah swt dan aku diperintahkan agar taat kepadanya”.

Di kisah yang lain, lbnul Qayyim rahimahullah bercerita:
“Suatu saat Syaikh lbnu Taimiyah membaca ayat 115 dari surat Al-Mukminun di telinga orang yang kesurupan, ruh jahat (jin) di dalam tubuhnya menjerit kesakitan seraya berkata: “Ya”. Lalu beliau mengambil tongkat dan memukuli urat lehernya hingga tangannya letih kecapekan.

Para hadirin yang menyaksikan peristiwa tersebut yakin, bahwa orang tersebut akan mati akibat pukulan tongkat yang bertubi-tubi. Jin yang di dalam tubuh orang tersebut berkata: “Saya mencintainya”. lbnu Taimiyah membantah: “Dia tidak mencintaimu”.

Lalu jin itu menyahut lagi: “Aku ingin pergi haji bersamanya”. lbnu Taimiyah menyangkal: “Dia tidak mau pergi haji bersamamu”. Lalu jin tersebut menambahkan: “Saya tinggalkan dia demi kemuliaanmu“. Syaikh lbnu Taimiyah menegaskan: “Tidak, tapi keluarlah karena taat kepada Allah dan Rasul-Nya“. “Ya, aku akan keluar darinya”, sahut jin menyerah kalah.

Tak lama kemudian orang yang kesurupan tersebut sadar, lalu duduk seraya menengok ke kanan dan ke kiri sambil bertanya keheranan: “Apa yang menyebabkan aku berada di rumah syaikh?” Para hadirin balik bertanya:
“Bagaimana dengan pukulan yang bertubi-tubi tadi?” Orang tersebut menjawab: “Kenapa syaikh memukuli saya? Apa dosa saya?” Ternyata orang tersebut tidak merasakan apa-apa ketika dipukuli Syaikh lbnu Taimiyah secara bertubi-tubi.”[Ath-Thibbun Nabawi: 53]

~WaAllahu A’lam~

Leave a comment